Teknik Komposisi Foto dalam Dunia Fotografi

Untuk menghasilkan hasil jepretan yang bagus, dibutuhkan teknik-teknik dalam fotografi. Nah disini admin akan mengajarkan kalian teknik komposisi dalam dunia fotografi.


1. Rule of Third

Rule of Third merupakan salah satu komposisi foto paling mendasar dan wajib diketahui oleh fotografer.
Dalam rule of third, fotografer cukup membagi bidang foto menjadi 9 kotak yang sama besar dan meletakkan POI (point of interest) pada titik atau garis pada bidang yang terbagi menjadi 3 x 3 tersebut.

Interesting point (IP) ada 4 titik, sementara Interesting Lines terdiri dari 2 garis horizontal dan 2 garis vertikal.

Point of Interest yang diletakkan pada keempat titik atau garis di atas bisa berupa objek atau bagian mata dari objek foto.

Banyak kamera digital saat ini yang telah memberikan fitur rules of third (grid) ini, baik pada layar mode live view ataupun pada view finder-nya.

Contoh foto dengan komposisi Rule of Thirds.

Rule of Thirds (foto: Steve McCurry)

2. Golden Shape

Golden Shape adalah komposisi foto dengan membagi bidang foto baik bertepi garis nyata atau bertepi maya menjadi positif-negatif sehingga tampak seperti adanya kontras antara kedua bidang tersebut sehingga membentuk satu kesatuan yang harmonis.

Prinsip Golden Shape » dengan membagi bidang positif-negatif dengan pas dan seimbang maka foto akan tampak terkomposisi dengan baik.

Contoh foto dengan komposisi Golden Shape.

Golden Shape (foto: Steve McCurry)

3. Centered-Composition (Simetris)

Komposisi foto ini meletakkan objek dan membagi bidang foto sama rata kanan dan kiri sehingga terlihat simetris.

Contoh foto dengan komposisi Simetris.

4. Repetition and Pattern

Secara naluriah, manusia sangat tertarik dengan pattern atau pola yang harmonis. Inilah mengapa foto dengan komposisi berpola atau perulangan bisa menjadi sebuah karya foto yang bagus.

Sebuah pola (pattern) dan perulangan (repetition) bisa didapatkan dengan pemilihan angle foto yang tepat serta pemilihan jarak antara lensa dengan objek sedemikian rupa.

Contoh foto dengan komposisi Repetition and Pattern.

Repetition and Pattern (foto: Steve McCurry)

Lahan dengan tanaman hijau dengan pola perulangan membuat foto jadi terlihat sangat menarik.

Repetition and Pattern (foto: Steve McCurry)

Lanskap kota yang tersusun rapi membentuk pola yang menarik sehingga foto menjadi terlihat sangat bagus.

5. Perspective

Perspektif adalah teknik pengambilan gambar dengan memanfaatkan efek jauh dekat yang dihasilkan oleh lensa sehingga menimbulkan suatu dimensi yang sangat menawan.

Prinsip dalam komposisi Perspektif adalah memanfaatkan efek proporsi dan dimensi yang ditimbulkan untuk memperkuat dan mengarahkan mata kita ke POI atau menampilkan perspektif yang berdiri sendiri sebagai bentuk keindahan komposisi.

Hal ini bisa kamu peroleh dengan pengaturan angle dan jarak yang tepat sehingga bisa mendapatkan foto yang berdimensi.

Contoh foto dengan komposisi Perspektif.

.. tapi hati-hati, jika keliru bisa membuat foto jadi kurang enak dilihat.

Perspective Element (foto: Steve McCurry)

6. Frame in Frame

Dengan teknik frame in frame, kita sedang membuat sebuah komposisi foto dengan mengarahkan atau menuntun mata untuk memperhatikan apa yang ada didalam sebuah “frame” dengan mengesampingkan apa yang ada di luar “frame”.

Frame disini bukanlah sebuah frame foto dalam bentuk fisik, tapi kamu mencari objek yang bisa dijadikan “frame” baik berbentuk garis nyata ataupun maya.

Carilah elemen seperti jendela, pintu, koridor, spion, pilar gedung, lengkungan atau objek apapun yang umumnya berbentuk geometris tertutup untuk membingkai POI.

Frame juga tidak mesti mengelilingi keseluruhan POI.

Frame in Frame (foto: Steve McCurry)

Perspective (foto: Steve McCurry)

7. Leading Lines

Salah satu komposisi foto yang sangat menarik menurut saya adalah Leading Lines.

Line atau garis bisa berbentuk maya atau nyata yang menuntun mata kita ke objek yang menjadi POI..

.. atau garis itu sendiri yang menjadi POI dalam foto.

Cari objek seperti jalan, dinding, jembatan atau apapun yang bisa membentuk sebuah garis maya dan mengarahkan mata ke objek sebenarnya (POI).

Leading Line (foto: Steve McCurry)

Dua orang wanita dan pria di Afganistan yang sedang berjalan menuju Masjid menjadi garis abstrak yang menuntun mata ke objek utama yaitu Masjid.

Leading Line (foto: Chaterine

Sandaran kursi menjadi garis penuntun ke POI seorang pria yang sedang duduk.

Leading Line (foto: emoticone.info)


Tali yang membentuk garis menjadi POI-nya sendiri yang mengarahkan mata ke pusat simpul tali.

Leading Line (foto: Barry O Carroll)

Garis penuntun juga tidak mesti berbentuk garis lurus, bisa juga garis berbentuk lengkungan yang menjadi penuntun menuju POI sehingga foto terlihat lebih kreatif.

8. Negative Space

Komposisi Negative Space merupakan salah satu komposisi kreatif yang membiarkan banyak ruang kosong atau negative space pada foto.

Ruang kosong disini bisa berupa langit, hamparan padang pasir yang luas, padang rumput atau apapun yang bisa memberikan “ruang kosong” pada foto.

Dengan memberikan ruang kosong yang tepat, foto kamu bisa terlihat sangat menarik dan kreatif.

Negative Space (foto: Steve McCurry)

Dinding pada kanan kiri foto memberikan ruang kosong pada foto sehingga foto terlihat lebih menarik.

Negative Space (foto: Barry O Carroll)

Langit yang berwarna biru di sekitar patung memberikan efek ruang kosong pada foto sehingga foto terlihat lebih menawan.

9. Balancing Element

Komposisi dengan menyeimbangkan elemen pada foto merupakan teknik yang sangat menarik dan membutuhkan kreatifitas lebih.

Lebih jelasnya, lihat foto berikut ini..

Balancing Element (foto: Barry O Carroll)

Sekilas foto lampu jalan pada sisi kiri foto sudah memenuhi kriteria Rule of Thirds, tapi foto terasa kosong apabila tidak ada menara Eiffel pada sisi kanan foto.

Karena itulah, Barry O Carroll mengambil angle sedemikian rupa agar menara Eiffel masuk dalam foto sehingga bisa menjadi POI sekunder yang akan menyeimbangkan foto agar terlihat lebih kreatif dan menarik.

Pasti kamu berpikir, komposisi ini justru malah bertentangan dengan komposisi Negative Space yang membiarkan ruang kosong pada foto.

Itulah seni, tidak ada yang benar-benar mutlak, tidak ada rules atau aturan uang baku..

.. semua butuh kreatifitas masing-masing photographer. 

Jika ada tutorial yang bertentangan antara satu dengan lainnya itu bukan masalah.

Pada kondisi tertentu, komposisi A cocok untuk foto A, tapi tidak cocok untuk foto B, begitu juga sebaliknya.

jadi..

.. mainkan imajinasimu..

Balancing Element (foto: Barry O Carroll)

10. Golden Spiral atau Golden Ratio

Jika kamu membuat sebuah persegi panjang dengan proporsi 1 : 1.618, kemudian mengirisnya menjadi persegi empat yang lebih kecil, maka didapat sebuah bentuk spiral atau biasa disebut Golden Spiral.

Bentuk spiral ini didapat dari perhitungan Fibonacci Number sehingga dikenal juga dengan nama ‘Fibonacci Spiral’.

Bayangkan sebuah rumah siput, seperti itulah komposisi Golden Spiral.

Jarak ke pusat makin lama makin mengecil, namun bisa bergaris tidak nyata.

Implementasinya bisa bermacam-macam, seperti tangga menurun, bunga dengan kelopak berputar, bahkan yang benar-benar maya seperti potret manusia jika dibandingkan dengan komposisi di sekelilingnya.

Lebih jelasnya, lihat foto berikut ini..

Golden Spiral (foto: Barry O Carroll)

Objek berupa dua orang manusia menjadi titik pusat dari ujung rumah siput (Golden Spiral).

Golden Spiral (foto: Barry O Carroll)

Objek berupa gedung tinggi menjadi titik pusat dari ujung rumah siput (Golden Spiral).


Objek berupa manusia yang sedang berjalan menjadi titik pusat dari ujung rumah siput (Golden Spiral).

11. Point-of-View

Idealnya, sebuah foto biasanya diambil pada eye level atau sebagaimana mata memandang.

Nah, untuk mendapatkan hasil yang lebih kreatif, kamu bisa mengubah sudut tembakan dengan memotret dari ketinggian, atau meninggikan kamera (bird eye), juga sebaliknya, menurunkan kamera kamu serendah-rendahnya (ant eye).

Inilah maksudnya Point of View.

Banyak fotografer Cityscape atau Wild Life misalnya, yang sengaja berbaring di lumpur untuk mendapatkan foto yang menarik dengan memilih low angle.

Point of View (foto: Barry O Carroll)

Foto di atas diambil dari atap menara Montparnasse. Dengan mengambil foto dari ketinggian, bisa memberikan pemandangan kota yang spektakuler, terutama di malam hari.

Point of View (foto: Paul Kirui)

Foto di atas diambil dengan teknik low angle dengan jarak dekat menggunakan lensa wide, sehingga foto memiliki dimensi yang dramatis.

Point of View (foto: Craig Jones)

Foto di atas diambil dengan teknik yang benar-benar low angle sehingga bisa membuat penikmat foto seolah-olah sedang bertatapan mata dengan objek foto.

12. Reflection

Refleksi pada foto bisa jadi sebagai elemen utama (point of interest) atau dapat dieksplorasi hanya sebagai pelengkap saja.

Jika refleksi foto dijadikan elemen utama, harus bisa memberikan sebuah foto yang bercerita meski hanya sebuah refleksi saja.

Refleksi biasanya sangat akrab dengan photographer yang suka akan keindahan abstrak atau minimalism dengan komposisi refleksi sebagai POI utama.

Benda yang bias dijadikan untuk mendapatkan refleksi bisa bermacam-macam, contohnya genangan air, danau yang tenang, sawah yang belum ditanam, sungai, kaca jendela, cermin, spion bahkan kacamata dan lainnya.

Sementara yang dijadikan objek bisa berupa benda-benda, mahluk hidup, manusia dan lainnya.

Contoh foto dengan Refleksi.

Refleksi (foto: Takashi Nakagawa)

Foto di atas diambil oleh Takashi Nakagawa di Marrakesh, Maroko yang mendapatkan penghargaan sebagai pemenang pertama Travel Photographer of the Year tahun 2016 National Geographic untuk kategori Cities.

Refleksi (foto:webneel.com)

Refleksi (foto: elessar91)

13. Separation

Separasi merupakan komposisi foto dimana terjadi perbedaan yang sangat kontras antara objek foto dengan background.


POI pada foto di atas adalah anak-anak kulit hitam yang sedang bermain terasa kontras dengan background debu yang berterbangan.

14. Motion Blur

Motion blur adalah elemen komposisi yang menunjukkan adanya pergerakan objek baik background atau foreground bahkan bisa kedua-duanya.

Beberapa fotografer ada yang “berusaha” menghindari terjadinya motion blur ini, namun banyak juga yang ingin mendapatkan foto dengan efek motion blur.

Dengan teknik ini, foto seolah-olah berbicara bahwa objek dilihat sedang bergerak saat di foto.

Kesan adanya pergerakan dalam foto bisa disebabkan oleh objek yang bergerak atau malah kamu yang menggerakkan kamera.

Motion Blur (foto: Steve McCurry)

Untuk mendapatkan efek objek tetap fokus sementara background-nya yang motion blur, maka kamu harus menggerakkan kamera seiring dengan pergerakan objek.

Teknik ini biasa disebut dengan panning

Dalam prakteknya, motion blur dimanfaatkan untuk membuat foto abstrak, street motion-blur, foto panggung ataupun foto action.

Motion Blur (foto: Paolo Margari)

Background yang motion blur membuat foto bercerita bahwa ada seorang gadis yang sedang naik otoped terlihat bergerak.

15. Noise Element

Noise pada foto adalah munculnya bintik-bintik atau grain pada foto yang diakibatkan dari ketidaksempurnaan kerja sensor kamera akibat kurangnya cahaya.

Foto noise memang sering dihindari oleh para fotografer dengan menurukan ISO dan membesarkan aperture bahkan menggunakan software penghilang noise seperti NIK Software.

Noise (foto: Steve McCurry)


Namun untuk genre-genre tertentu, terkadang noise dapat dipadupadankan dengan elemen yang lain sehingga lebih meningkatkan impresi dari foto.

Itu pun jika kamu memang tertarik dengan foto abstrak, surrealis, konseptual dan tekstur.

Noise (foto: Tookapic)

Sumber noise bisa berupa debu atau jamur yang menempel pada lensa, reflektor, atau dengan pengaturan ISO dan aperture hingga penggunaan software editing untuk mendapatkan foto yang noise.

Noise (foto: ifotosoft.com)

16. Fill the Frame

Sesuai namanya, penuhi frame foto dengan objek untuk mendapatkan teknik komposisi ini.

Mendekatlah ke objek dan ambil dari sudut tertentu untuk mendapatkan foto yang kreatif dan menarik.

Fill the Frame (foto: Cruz Photography)

Fill the Frame (foto: Cruz Photography)


17. Texture Element

Tektur merupakan komposisi foto yang menampilkan tekstur dari objek yang difoto. Dengan adanya tekstur maka detail benda akan lebih tampak apalagi jika dibantu dengan pencahayaan yang baik.

Contoh objek yang biasa dijadikan komposisi tekstur adalah bebatuan, aspal, guratan tulang pada daun, kayu, kulit, mata, kain dan masih banyak lagi.

Texture (foto: pinterest.com)

Untuk mendapatkan tekstur, teknik yang digunakan sederhana saja, foto objek dari jarak dekat menggunakan lensa tele atau 50mm ke atas.

Texture (foto: pinterest.com)


18. Color Element

Komposisi warna atau color bisa mewakili emosi, suasana, mood dan pesan yang ingin disampaikan oleh fotografer.

Foto hitam putih atau BW juga bisa dimasukkan dalam komposisi Color ini.

Komposisi Color akan terlihat sangat menarik apabila ada interupsi seperti dalam gambar di bawah ini.

Color (foto: Steve McCurry)


19. Rule of Odds

Komposisi Rule of Odds ini agak menarik..

Teori ini mengatakan bahwa sebuah foto akan terlihat menarik jika ada suatu objek yang ganjil atau yang jadi “penggangu” pada foto.

Dengan adanya elemen ganjil yang mengganggu, maka membuat penikmat foto merasa “tidak yakin” mana yang harus dijadikan pusat perhatian dari foto tersebut.

Tapi tetap saja, elemen ganjil ini harus senatural mungkin dan enak dipandang mata.

Lebih jelasnya lihat foto berikut ini..

Rule of Odds (foto: Barry O Carroll)

Foto di atas mengkombinasikan komposisi Frame in Frame dengan 3 buah frame berupa lengkungan dari bangunan, namun ada objek ganjil yaitu orang ketiga yang membuat fokus perhatian dari penikmat foto “terganggu”.

20. Depth of Field

Komposisi mengisolasi objek dengan membuat bagian background menjadi blur biasanya digunakan untuk memotret manusia atau portaiture atau benda apapun yang bertujuan agar penikmat foto hanya fokus pada objek yang ditonjolkan.

Depth of Field (foto: Barry O Carroll)


Sumber: https://www.kamerashot.com/belajar-komposisi-foto/

No comments:

Powered by Blogger.